Kamis, 06 Mei 2010

6 Tanda Bayi Stres

Tak hanya orang dewasa yang bisa stres, bayi pun mungkin saja mengalaminya. Kenali tanda-tandanya agar cepat dan tepat penanganannya.
Seorang ibu berkeluh kesah karena bayinya yang berusia 11 bulan kini setiap malam selalu rewel. Ia hanya menduga jangan-jangan penyebabnya adalah keputusannya kembali bekerja. "Tapi masa iya sih gara-gara ditinggal ngantor lagi anak saya jadi rewel banget? Padahal selama saya tinggal, dia kan diasuh babysitter berpengalaman yang saya ambil dari sebuah yayasan top," ujarnya.
"Stres pada bayi mungkin saja terjadi. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam," kata Dra. Mayke S. Tedjasaputa, M.Si., staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. "Orang tualah yang harus peka dengan memperhatikan perubahan tingkah laku bayinya."
Memang tidak gampang mengenali stres pada bayi, meski tetap bisa dilakukan. "Dikatakan tidak gampang karena bayi masih berkomunikasi dengan cara menangis. Bisa saja orang tua menganggap wajar tangisan anaknya, padahal sebenarnya bayi tersebut sedang stres," papar pengasuh Rubrik Tanya Jawab Psikologi tabloid nakita ini.

Tanda-tanda Bayi Stres :

* Lebih rewel
Bayi menangis memang wajar. Tapi coba perhatikan frekuensi dan intensitas tangisannya. Kalau biasanya selama tidur ia tidak menangis kecuali ngompol atau haus, kini tiap malam jadi rewel. Bila dirasa tidak ada sesuatu yang secara "kasat mata" mengganggunya, bisa jadi ini merupakan tanda si kecil mengalami stres.

* Mimpi buruk
Tanda yang paling mudah dikenali adalah tidurnya terlihat gelisah. Bayi tentu saja belum bisa mengatakan bahwa ia mendapat mimpi buruk. Jadi, orang tualah yang harus mengenalinya. Selain gelisah, bisa jadi ia tiba-tiba terbangun dan menangis tapi bukan karena popoknya basah atau waktunya minum susu.
* Berat badan turun
Tanda lainnya yang harus diwaspadai adalah berat badannya yang menyusut.
* Tidak ceria lagi
Coba perhatikan bagaimana responsnya saat diajak bermain. Bayi-bayi yang mengalami stres, ketika diajak bermain terlihat lebih "dingin" alias tidak seceria biasanya.
* Lebih pendiam
Begitu pula bila diajak berkomunikasi. Bayi terlihat lebih pendiam dan tidak memberikan tanggapan seperti hari-hari sebelumnya.
* Tidak mau lepas
Waspadai juga kalau si kecil jadi tidak mau ditinggal. Yang sudah-sudah, tak masalah kalau ibunya "menghilang" sebentar, tapi kini tidak lagi. Maunya orang tuanya selalu ada di sisinya.

MUNGKIN SAKIT ATAU GENETIK
Banyak faktor yang melatarbelakangi stres pada bayi. Beda penyebab tentu beda pula cara pencegahan serta langkah penanganannya. Apa saja ya?
1. Sakit
Bayi yang sedang sakit mungkin saja mengalami stres. Itu terjadi karena ada sesuatu yang dirasakan tidak nyaman oleh tubuhnya. "Kalau orang dewasa dengan mudah mengeluhkan apa yang dirasakan, bayi belum bisa melakukannya," ungkap Mayke.
Pencegahan:
Tentu saja dengan mengoptimalkan kondisi tubuhnya. Kalau tubuh si kecil sehat tentu penyakit tidak gampang menyerang dan sekaligus menghindarkannya dari stres yang mungkin saja timbul. Itulah mengapa ASI yang mengandung zat kekebalan tubuh alami bagi bayi amat dianjurkan.
Penanganan:
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memberikan pengobatan secara medis dengan membawanya ke dokter. Saat rewel orang tua bisa memeluknya dan menenangkannya. Selain itu, untuk menghiburnya orang tua bisa mengajaknya bermain sesuai dengan kondisi fisik bayi saat itu.
2. Perubahan dari luar
Salah satu contoh perubahan dari luar yang dapat mengganggu fisik bayi adalah perubahan cuaca yang sangat drastis. Misalnya terlalu panas, terlalu dingin, atau sangat panas di malam hari tapi teramat dingin di malam hari. Kondisi tak menentu seperti ini bisa menjadi penyebab stres pada bayi.
Pencegahan
Kalau kondisi tersebut dirasa mengganggu bayinya, orang tua bisa mengantisipasi dengan menyediakan perlengkapan yang diperlukan, seperti jaket, selimut, AC, kipas angin, dan sebagainya.
Penanganan
Saat kondisinya terlalu dingin, orang tua bisa memberikan selimut tambahan. Kalau terlalu gerah bisa memasang kipas angin atau AC. Intinya segera atasi ketidaknyamanan tersebut sebelum berujung menjadi stres.
3. Perawatan tidak nyaman
Perawatan tidak nyaman mungkin saja didapat si kecil karena pergantian pengasuh. Misalnya, sebelum ini si bayi dirawat sendiri oleh ibu dan neneknya, kemudian karena dirasa sudah "pintar", posisi nenek digantikan babysitter. Biasanya ia disuapi neneknya dengan penuh kasih sayang, tapi kini digantikan oleh seseorang yang mungkin sekadar ingin tugasnya segera selesai. Perlakukan seperti ini pun bisa menyebabkan bayi stres.
Pencegahan:
Bayi tidak mungkin mengeluhkan keadaan tersebut. Jadi, tugas orang tualah untuk memastikan apakah si kecil mendapatkan perawatan yang baik dan nyaman atau tidak.
Penanganan:
Kalau memang faktor penyebabnya adalah perawatan pengasuh yang memang tidak nyaman, tidak ada jalan lain kecuali menggantinya. Bayi harus dihindarkan dari orang yang "menyiksanya". Langkah ini lebih baik daripada membiarkannya terus hingga akhirnya si kecil stres. Menjadi tugas orang tua jugalah untuk sekaligus mengembalikan rasa nyaman yang pernah didapat sebelumnya.
4. Perubahan tidak terduga
Seperti ilustrasi di atas, begitu ibu kembali bekerja, bayi pun bisa jadi bermasalah. Intinya adalah situasi yang berbeda dari biasanya yang menyebabkan ia "kehilangan" sesuatu yang membuatnya merasa aman dan nyaman selama ini.
Pencegahan:
Kalau memang diniatkan nantinya ibu kembali bekerja, ada baiknya persiapan dilakukan sedini mungkin. Siapa yang nanti akan mengasuhnya, bagaimana jadwal hariannya, dan sebagainya bisa didiskusikan dan dikenalkan jauh-jauh hari.
Penanganan:
Kalau memang bayi jadi stres karena adanya perubahan situasi yang tidak diduganya, sebaiknya orang tua memastikannya tetap memberi rasa aman dengan memilih pengasuh yang sudah dikenal dan bisa diandalkan. Atau meninggalkannya bersama keluarga yang relasinya sudah dikenal baik oleh si bayi, seperti nenek-kakek, om-tante dan lainnya.
5. Ditelantarkan
Banyak bayi stres lantaran ditelantarkan. Bukan cuma bayi-bayi yang diajak ngamen di pinggir jalan saja lo yang masuk kategori ditelantarkan. Bayi-bayi yang sering ditinggal sendirian di kamar pun bisa jadi stres karenanya.
Pencegahan:
Sebaiknya hindari kondisi tersebut. Walaupun hanya sebentar, sebaiknya jangan tinggalkan bayi sendirian, sebab bukan tak mungkin pengalaman buruk tersebut sangat mengganggunya.
Penanganan:
Orang tua harus meyakinkan si bayi dari waktu ke waktu bahwa ada seseorang yang dapat memberinya rasa aman. Dengan cara ada orang yang selalu dapat membantu, entah dengan sekadar memeluk dan menenangkannya setiap kali ia butuh.
6. Genetik
Secara teori mungkin saja orang tua yang mudah stres akan menurunkan sifat itu pada anaknya. Artinya si bayi juga memiliki ambang stres yang rendah. Kondisi yang dirasa "tidak nyaman" dengan mudah akan membuatnya stres.
Pencegahan:
Bila disadari seperti ini kondisinya, mau tidak mau orang tua harus menciptakan kondisi yang tidak memicu stres buah hatinya.
Penanganan:
Selalu berikan ketenangan pada bayi. Ada terapi yang membuat seseorang merasa nyaman yaitu dengan ditepuk-tepuk punggung dan sekitar bahunya. Cobalah lakukan tiap kali bayi terlihat gelisah dan rewel.

MENGANGGAP DUNIA KEJAM

Setelah mengetahui kondisi apa saja yang mungkin membuat bayi stres, tugas orang tualah untuk menjauhkan si kecil dari kondisi semacam itu. "Tapi kalau bayi sudah telanjur menunjukkan gejala tersebut, jangan biarkan berlarut-larut. Sebab kalau sampai tidak tertangani dengan baik dampaknya bisa panjang," ujar Mayke, yaitu:
* Ke depan, anak akan sulit beradaptasi dengan orang lain.
* Sulit memasuki lingkungan baru.
* Selalu curiga dan tidak percaya pada orang lain.
* Bahkan bila kondisinya parah, ia akan menganggap dunia ini kejam terhadapnya.

TIPS MENGHADAPI BAYI STRES

Berikut beberapa hal yang disarankan Mayke sehubungan dengan stres pada bayi:
* Orang tua harus peka terhadap keadaan anaknya. Sekecil apa pun perubahannya harus segera diwaspadai.
* Cari tahu sampai dapat apa penyebab sesungguhnya sampai anak jadi rewel dan lebih sering menangis.
* Ada anak yang dikategorikan sebagai anak sulit yang juga kerap rewel, tetapi kondisi ini berbeda dari stres pada bayi. Stres pada bayi disertai beberapa faktor pendukung, misalnya jadi pendiam, tak lagi ceria, dan sebagainya.
* Bila penyebab stresnya adalah faktor dari luar dan bukan karena penyakit, orang tua harus berani mengambil tindakan tertentu, misalnya dengan tegas mengganti pengasuhnya.

WALAU IBU DI RUMAH BAYI BISA STRES

Jangan membayangkan kalau stres hanya akan dialami oleh bayi-bayi yang kedua orang tuanya bekerja. "Bayi yang setiap hari ditunggui ibunya pun mungkin saja mengalami stres," tandas Mayke. Bayi yang ditinggal orang tuanya bisa mengalami stres karena kehilangan rasa aman. Bedanya, bayi-bayi yang selalu ditunggui dan diberi perlindungan berlebihan jadi gampang stres karena rentan terhadap perubahan. "Karena di rumah ia merasa sangat aman, maka begitu berada di lingkungan baru ia lebih mudah stres," jelasnya.
Bayi-bayi seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang pencemas, kurang pergaulan, kurang percaya diri dan sebagainya. Meski begitu, mengingat faktor usia, kondisi tersebut masih sangat mungkin diperbaiki. "Dengan dilatih menghadapi berbagai situasi, anak jadi tidak mudah stres."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar