Rabu, 23 Desember 2009

Bintang 14 Hari

Masih dalam rangkaian memberi nama anak, sunnah sebagai orang tua yaitu meng-aqiqahi anak dengan menyembelih kambing aqiqah. Di zaman sekarang yang katanya modern ternyata umat masih akrab dengan budaya kuno dan asing dengan sunnah Rasul yang mulia. Coba kalo diperhatikan di sekitar kita, tentu masih banyak acara puputan atau "njenengi" (memberi nama) daripada aqiqah-an. Karena itu dengan aqiqah zaman sekarang nih dapat pahala dobel yaitu pahala aqiqah itu sendiri dan juga pahala menghidupkan sunnah yang udah jadi asing di dalam tubuh ummat. "Barangsiapa menghidupkan sunnahku di saat kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala mati syahid" (Al Hadist).




Pentingnya Aqiqah
Apabila kita mempunyai suatu barang yang bermanfaat dan kita bangga memilikinya, namun ternyata barang tersebut dalam keadaan tergadai, tentu kita akan berusaha menebusnya, bukan? Begitu juga dengan anak kita yang sesungguhnya masih tergadai, kita menebusnya dengan Aqiqah. Di samping itu Aqiqah juga merupakan realisasi kesyukuran kita kepada Allah SWT. Aqiqah juga dapat mempererat silaturahim dan ikatan sosial dengan para tetangga dan kerabat, fakir miskin dan sebagainya.

Makna Aqiqah
Secara bahasa aqiqah berarti "memutus/memotong" sedangkan menurut istilah berarti " menyembelih kambing untuk anak yang baru dilahirkan pada hari ke-7 (tujuh) setelah kelahirannya".

Hukum Aqiqah
Para fuqaha (ahli fiqh) berbeda pendapat mengenai hal ini; ada yang wajib, ada yang sunah muakkad, ada yang menolak syariat aqiqah. Pendapat terakhir ini adalah fiqih Hanafiyah. Adapun yang berpendapat wajib antara lain Hasan Basri, Al Laits, Ibnu Sa'ad, dll. Sedangkan yang berpendapat sunah muakkad adalah sebagian besar ahli fiqh baik Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, dll dan pendapat inilah yang terkuat.

Aqiqah untuk Anak Laik-laki dan Anak Perempuan
Yang afdhol anak laki-laki disembelihkan 2 (dua) ekor sedangkan anak perempuan 1 (satu) ekor, namun ada yang membolehkan untuk anak laki-laki cukup satu ekor, terutama apabila dalam kesempitan, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA. bahwa sesungguhnya Rosulullah telah mengAqiqohkan Al-Hasan dan Al-Husein satu kambing.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Diutamakan melaksanakan Aqiqoh pada hari ke-7 (tujuh) dari kelahirannya, ataupun kalau belum bisa, boleh hari ke-14 (empat belas), 21 (dua puluh satu) atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata: “Pada dzohirnya bahwa keterikatan pada hari ke-7 (tujuh) atas dasar anjuran, andaikan pada hari itu belum bisa dilakukan, maka sekiranya menyembelih pada hari ke-4 (empat) ke-8 (delapan) ke-10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqoh itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. 2:185).
Pendapat Imam Maliki ini menjelaskan bahwa melakukan Aqiqoh kapan saja boleh, namun diutamakan pada hari ke-7 (tujuh) dari kelahirannya.

Teknis Penyembelihan dan Pembagian Daging Aqiqah
Disunnahkan bagi yang pandai memotong kambing untuk memotong sendiri dengan niat karena Allah untuk aqiqah fulan bin/binti fulan, kemudian membagi-bagi dagingnya. Perlu diingat bahwa dalam pengolahan daging kambing aqiqah disunnahkan untuk tidak menghancurkan tulangnya, walaupun ada juga yang berpendapat hal itu tidak menjadi masalah. Selanjutnya dalam pembagian terserah dibagikan kepada siapa, afdholnya kepada para tetangga dan kerabat, bidan atau tenaga medis yang membantu persalinan, fakir miskin, dan sebagainya.

Hal-hal Lain yang Terkait dengan Pelaksanaan Aqiqah
Rangkaian sunnah dalam menyambut bayi yang baru lahir selain aqiqah yaitu mencukur rambut bayi, kemudian rambut tersebut ditimbang kemudian dikonversi dengan emas atau perak seberat rambut tersebut kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Hal lainnya yaitu memberi nama anak dengan nama yang baik.

Aqiqah Anak-anak Kami
Aqiqah Raihanah dilaksanakan pada hari ke-21 dari kelahirannya. Sedangkan aqiqah Sabrina, kami laksanakan kelak saat kami mampu karena sekarang kami sedang kesulitan. Semoga Allah melapangkan rejeki bagi kami agar dapat melaksanakan sunnah yang mulia ini.

Demikian tadi sedikit pembahasan mengenai aqiqah, semoga bermanfaat. Wassalam.


kang A Se
Prembun, 23 Desember 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar