Selasa, 15 Februari 2011

Pengalaman Diterapi Bekam dan Kirofraksi - part 1

Walaupun sudah lama mengetahui mengenai terapi bekam (dimulai dari zaman SD saat membaca 'bekam' dan mencari tahu apa artinya), tetapi baru dua pekan lalu saya mencoba bekam. Ceritanya, di kost lama teman-teman sering bekam, malah punya tukang bekam langganan, pak Indra namanya. Selain bekam, beliau juga bisa terapi kirofraksi, banyak pasiennya adalah mahasiswa STAN. Nah dua pekan lalu memang saya merasakan sakit kepala yang luar biasa, diobati tidak mempan, istri menyarankan agar dibekam saja. Kebetulan pas malamnya teman di kost janjian dengan pak Indra, jadi saya ikut antri.

Pada dasarnya bekam atau hijamah (atau ada yang menyebut 'kop') adalah terapi dengan membuang darah kotor melalui permukaan kulit setelah kulit di'kop' pada titik-titik tertentu. Awalnya saya dipijit-pijit terlebih dahulu dan permukaan kulit punggung di beberapa tempat dilumuri minyak. Kemudian mulai deh dikop, memakai tabung (semacam gelas plastik dengan mekanisme lubang penyedot di bagian dasarnya) yang dengan alat penyedot mirip pistol (hehe) disedot udara di dalamnya. Hasilnya kulit di permukaan yang dikop akan menggembung, tersedot ke dalam tabung tersebut. Rasanya tidak sakit kok, hanya seperti dicubit dan ditarik gitu. Ada beberapa titik yang dikop, 9 titik tepatnya. Di bawah telinga kiri-kanan, di pundak kiri-kanan, bawahnya di tengah, kemudian sisanya punggung bawah.

Masing-masing tabung kemudian dilepas setelah sekitar 5 menit. Kemudian kulit yang tadi dikop ditusuk-tusuk memakai jarum (jarumnya yang biasa dipakai untuk mengambil sampel darah, yang didorong memakai mekanisme semacam bolpoin itu lho, yang biasa donor darah pasti tahu). Tidak cuma satu tetapi beberapa tusukan, "cekrak cekrak!!" gitu bunyinya. Konon dulu tekniknya memakai pisau, disayat gitu, ngeri yaa.... Dari hasil tusukan tadi belum banyak darah keluar, hanya sedikit lah. Kemudian area kop yang sudah ditusuk-tusuk tadi dikop lagi, saat itulah darah keluar, ya tidak banyak juga hanya beberapa tetes.

Saat memeriksa sekitar tulang belakang di daerah tengah punggung (saya gak tau tepatnya), saya ditanya apakah sakit atau tidak. Di satu titik memang sakit sekali saat dipijit. Kata sang terapis, itu adalah tulang belakang yang bergeser dan menjepit syaraf. Syaraf tersebut merupakans yaraf yang berhubungan ke organ limpa, dan mempengaruhi pencernaan. Bila dibiarkan, maka akan tambah parah, dan bisa menyebabkan turun bero alias hernia. Wah, serem juga ya?

Ternyata keluhan saya selama ini yaitu sering migrain disinyalir dipicu hal itu juga. Karena syaraf terjepit, ada aliran darah yang kurang lancar ke kepala. Kemudian juga migrain saya sudah sangat parah, sering kambuh. Pusing sedikit migrain, kepanasan sedikit kambuh. Lapar pun kambuh. Bahkan sekedar merasa gemas melihat anak-anak dan menggeletukkan gigi isa memicu migrain saya kambuh. hal tiu dipicu karena posisi tulang belakang yang eror tersebut. Terbukti saat dilepas bekam dari bagian bawah punggung yang katanya bagian pencernaan, darah yang diambil hitam pekat, hiii ngeri juga lihatnya ya!

Penyebab gejala tersebut kata terapisnya kemungkinan pernah jatuh, atau mengangkat benda berat tetapi salah posisi (saya kurang paham maksudnya). Tapi wong saya inget-inget gak inget juga, lagian saya tidak pernah merasa sakit di bagian itu jadi ya baru ketahuan sekarang. Padahal migrain saya sudah terasa sejak lama, sejak SMA bahkan. Alhamdulillah dengan terapi ini bisa juga ketahuan penyakit lain.

Singkat cerita kami janjian untuk terapi kirofraksi (reposisi tulang belakang) pada pekan depannya. Badan saya setelah dibekam menjadi segar, punggung menjadi hangat dan nyaman. - bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar