Jumat, 04 Juni 2010

Black Monday

Tragedi Freedom Flotilla (arti harfiahnya : armada kecil kebebasan) yang menewaskan dan melukai aktivis kemanusiaan sangat menyesakkan dada kita semua. Mencoba bicara terlepas dari Israel dalam pandangan kajian Islam, saya mengajak semua orang sekedar sebagai manusia, apapun agama Anda, untuk sekedar (lagi lagi sekedar) menyadari bahwa Israel adalah salah dan pelaku kejahatan. Mungkin bagi Anda ada keraguan-keraguan yang terlontar setelah membaca media massa, atau menonton tv yang kadanag tidak berpihak kepada Palestina. Tapi saya punya jawabannya kok.

Untuk yang muslim mungkin berpikir mengapa harus membantu mereka. Anda bagaimana, wong sudah jelas dalam Islam selain ada kewajiban terhadap sesama muslim, juga ada hak-hak non-muslim dan makhluk lain yang menjadi kewajiban kita untuk memenuhinya,nah kebayang kan kalo kita aja disuruh (misalnya) mematuhi adab-adab menyembelih ayam, lalu bagaimana dengan membela hidup sesama manusia khususnya di daerah konflik tersebut.



Kemudian ada lagi yang berpikiran ngapain sih repot mikirn hal itu, masalah di dalam negeri saja masih banyak, kemiskinan, kelaparan, dan sebagainya. "Mbok ya urus dulu masalah dalam negeri, baru bantu luar begeri", kira-kira seperti itu mikirnya. Jawabannya adalah; hey bung, anda berpikiran picik. UUD negara kita jelas menyuratkan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. (maksudnya udah tau kan? apa perlu dijelasin lagi bahwa Israel itu menjajah PAlestin?). RI pun meratifikasi pernyataan HAM, dan berbagai hukum internasional 'yang baik-baik' semua diratifikasi. Harusnya dipatuhi dong. Cuman saya nggak enak kalo menuduh bahwa sikap diam atas penjajahan ini adalah pembangkangan terhadap UUD.. terlalu jauh kali ya.

Kemudian politik luar negeri RI adalah bebas aktif. Bebas iya (yaa walopun tau sendiri lah agak-agak condong ke mana), aktifnya itu (dalam masalah Palestina) masih agak kurang, hehe. Trus, jangan salah bro, Indonesia kalo pas proklamasi gak ada pengakuan negara lain (setau saya yang pertama mengakui kedaulatan adalah negara Mesir), gak akan pernah didengar nih negara di dunia internasional. Trus jangan salah lagi, Palestina saja yang krisis begitu ikut memberi bantuan kok ke Aceh saat Tsunami desember 2004. Jadi, masih mikir secara egois, dalam negeri dulu?? (which means gak akan selesai sampai kiamat, namanya negara kan adaa aja masalahnya) mending cari negara lain aja....

Pikiran lain adalah relawan yang berangkat ke sana kan tanpa izin pemerintah, jadi ngapain pemerintah 'repot' mengupayakan agar mereka kembali. Lhah wong mereka juga gak mau pulang kok. Ngapain coba...??

Nah jawabannya, kembali ke UUD dasar negara kita yang dalam pembukaannya memuat tujuan nasional yang salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia. Selama mereka masih berstatus WNI, di manapun di belahan dunia ini harus dilindungi, tanpa syarat apapun. Bayangkan, wong yang 'teroris' Hambali aja di Amerika sono masih diupayakan untuk dipulangkan dan diadili di Indonesia, ya apalagi yang relawan ini. Cukup jelas yaa...

Banyak lagi pikiran-likiran nyeleneh lain yang kelihatannya brilian tetapi ternyata (menurut saya) sangat hedonis dan materialistis ; ujung ujungnya duit... Padahal para pendiri bangsa ini tidak mendirikan negara dengan duit tetapi keringat dan air mata, kehormatan dan perjuangan. Hayo jujur aja, keberatan mengurus mereka kaena mahal kan...? hehehe (nuduh.com)

Udah ah demikian tadi uneg-uneg saya, karena setahu saya untuk beramal kita harus berilmu dulu, nah boro-boro mau menuntut ilmu kalo dasarnya aja kita gak yakin. Dalam masalah ini mungkin teman-teman banyak menemui pemikiran pemikiran seperti di atas, saya sudah mencoba membantahnya secara sederhana. Nah sekarang keputusan di tangan rekan-rekan sekalian, masih cuek atau tidak?

Mungkin jawabannya "ya jelas nggak cuek lah, keparat, dsb". OK segala hujatan anda dapat dipahami, tetapi sekarang udah lewat masanya menghujat dan sebagainya, saatnya aksi nyata. Tidak bisa dipungkiri bahwa aksi relawan tersebut, misalnya, adalah bukti bahwa aksi dari pemerintah yang masih kurang memuaskan. Jadi mohon jangan salahkan mereka secara mentah-mentah. Salah satu aksi yang bisa kita lakukan (dan ini sebenarnya sudah lama isunya, hanya muncul secara sporadis kalo ada berita kekejaman isarel seperti kemarin) adalah memboikot produk pro zionis.

Memboikot bukan mengharamkan barangnya, karena mengharamkan yang halal adalah terlarang (maaf bagi yang non muslim kalo gak jelas). Tetapi ini merupakan bentuk perlawanan termudah (kalo tidak dibilang terefektif, bagi saya sih terefektif adalah pengerahan pasukan tempur ke sana dan pemusnahan masal haha...) yang dapat dilakukan, untuk tidak membantu (secara tidak langsung) kejahatan mereka, denagn cara memberi pukulan telak ke kantong mereka.

Secara sederhana, kita menahan diri dari membeli produk pro zonis agar mereka tidak mendapat keuntungan yang oleh mereka digunakan untuk membeli peluru membunuh rakyat PAlestina. Anda mengatakan mungkin itu konyol, silakan, tetapi kenyataannya seperti itu, kok. Anda juga mungkin mengatakan itu tidak efektif. Saya bilang tadi memang tidak efektif karena yang paling efektif adalah menerjunkan pasukan militer kesana dan menghabisi mereka, hehe... Tetapi bila lihat-lihat di internet banyak juga hasil efektif dari boikot ini.

Untuk produk yang diboikot atau gimana dasarnya bisa tanya mas Dian (hlooo...???) atau situs legendaris inminds.co.uk (tapi please, gak usah lebay nanya "trus gimana dunk apa komputer gue musti ganti prosesor? Kebanyakan yang nanya sinis gini tuh gak aksi sama sekali, dan udah tau juga dia bahwa memang beberapa produk susah banget diboikot dan cari alternatifnya, trus ya udah pake aja, gitu, tapi sebagian besar bisa kok)

Maksud saya di sini, mungkin ada yang berpikiran hla wong Pemerintah aja nggak memboikot, ngapain kita memboikot? Nah pola pikirnya adalah seperti maslah relawan tadi. Mungkin dirasakan pemerintah aja gak nyata aksinya, mengapa tidak bergerak sendiri? gitu lho... yaa intinya banyak aksi yang bisa dilakukan lah.

Roda zaman terus berputar, terseret tertatih tatih... (lagunya Ebiet G ade).. Kita mempunyai andil dalam takdir kita sendiri-sendiri, sekarang pilihan ada di tanganmu, apakah andilmu menggoreskan tinta emas atau noda dalam kehidupan. Sadarlah mulai sekarang, dan bergeraklah...

Jurangmangu - Kebumen
Juni 2010

Arif S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar